Selasa, 17 Januari 2017

Definisi dan penggolongan simplisia

Simplisia, adalah bentuk jamak dari simpleks yang berasal dari kata simple, yang berarti satu atau sederhana. Istilah simplisia dipakai untuk menyebut bahan-bahan obat alam yang masih berada dalam wujud aslinya atau belum mengalami perubahan bentuk. Departemen Kesehatan RI membuat batasan tentang simplisia sebagai berikut: simplisia adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum mengalami perubahan proses apapun, dan kecuali dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang telah dikeringkan (Gunawan, 2004: 9).

Secara umum pemberian nama atau penyebutan simplisia didasarkan atas gabungan nama spesies diikuti dengan nama bagian tanaman. Sebagai contoh, merica dengan nama spesies Piperis albi maka nama simplisianya disebut Piperis albi fructus. Fructus menunjukkan nama bagian tanaman yang digunakan yaitu buahnya (Gunawan, 2004: 9).



Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman. Yang dimaksud eksudat tanaman ialah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya.

Simplisia hewani ialah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian dari hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni.

Simplisia pelikan atau mineral ialah simplisia yang berupa bahan pelikan atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.

Tahap Pembuatan Simplisia dan Waktu Panen

Pembuatan simplisia merupakan proses memperoleh simplisia dari alam yang baik dan memenuhi syarat-syarat mutu yang dikehendaki. Dasar pembuatan simplisia meliputi beberapa tahapan(Gunawan, 2004: 9).

1. Teknik pengumpulan

Pengumpulan atau panen dapat dilakukan dengan tangan atau menggunakan alat (mesin). Apabila pengambilan dilakukan secara langsung (pemetikan) maka harus memperhatikan keterampilan si pemetik, agar diperoleh tanaman/bagian tanaman yang dikehendaki, misalnya dikehendaki daun yang muda, maka daun yang tua jangan dipetik dan jangan merusak bagian tanaman lainnya. misalnya jangan menggunakan alat yang terbuat dari logam untuk simplisia yang mengandung senyawa fenol dan glikosa.

Waktu Pengumpulan Atau Panen

Kadar kandungan zat aktif suatu simplisia ditentukan oleh waktu panen, umur tanaman, bagian tanaman yang diambil dan lingkungan tempat tumbuhnya. Pada umumnya waktu pengumpulan sebagai berikut :

1. Daun dikumpulkan sewaktu tanaman berbunga dan sebelum buah menjadi masak, contohnya, daun Athropa belladonna mencapai kadar alkaloid tertinggi pada pucuk tanaman saat mulai berbunga. Tanaman yang berfotosintesis diambil daunnya saat reaksi fotosintesis sempurna yaitu pukul 09.00-12.00.

2. Bunga dikumpulkan sebelum atau segera setelah mekar.

3. Buah dipetik dalam keadaan tua, kecuali buah mengkudu dipetik sebelum buah masak.

4. Biji dikumpulkan dari buah yang masak sempurna.

5. Akar, rimpang (rhizome), umbi (tuber) dan umbi lapis (bulbus), dikumpulkan sewaktu proses pertumbuhannya berhenti

Metode-metode Ektraksi

Infundasi

‌merupakan metode penyarian dengan cara menyari simplisia dalam air pada suhu 90OC selama 15 menit. Infundasi merupakan penyarian yang umum dilakukan untuk menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati. Penyarian dengan metode ini menghasilkan sari/eksrak yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang. Oleh sebab itu, sari yang diperoleh dengan cara ini tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam.

‌Panci infus terdiri dari dua susun, panci bagian atas berisi bahan dan aquadest sedangkan panci bagian bawah berupa tangas air. Dengan demikian panci yang berisi bahan tidak langsung berbuhungan dengan api.

‌Cara ini sangat sederhana dan sering digunakan oleh perusahaan obat tradisional. Dengan beberapa modifikasi, cara ini sering digunakan untuk membuat ekstrak. Infusa dibuat dengan cara :
‌membasahi bahan baku/simplisia dengan air ekstra, biasanya dengan air 2x bobot bahan, untuk bunga 4x bobot bahan dan untuk karagen 10x bobot bahan.
‌pemanasan bahan dalam aquadest (10x bobot bahan + air esktra) selama 15 menit pada suhu 90OC sampai 98OC.
‌untuk memudahkan penyarian, kadang-kadang perlu ditambah bahan kimia, misalnya asam sitrat untuk infus kina, kalium atau natrium karbonat untuk infus kelembak.
‌penyarian dilakukan pada saat cairan masih panas, kecuali bahan yang mengandung bahan yang mudah menguap.




‌Maserasi
‌Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat akan didesak keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel.


‌Cairan penyari yang digunakan dapat berupa air, etanol, air-etanol atau pelarut lain. Bila cairan yang digunakan adalah air maka untuk mencegah timbulnya kapang dapat ditambahkan bahan pengawet yang diberikan diawal penyarian.

‌Keuntungan metode ini adalah cara pengerjaan dan peralatan yang digunakan sederhana dan mudah diusahakan. Kerugiannya adalah pengerjaannya lama dan penyariaannya kurang sempurna (dapat terjadi kejenuhan cairan penyari sehingga kandungan kimia yang tersari terbatas). Pada metode maserasi ini, perlu dilakukan pengadukan untuk meratakan konsentrasi larutan di luar butir serbuk simplisia sehingga tetap terjaga adanya derajat konsentrasi yang sekecil-kecilnya antara larutan di dalam sel dengan larutan di luar sel.

‌Hasil penyarian dengan cara maserasi perlu dibiarkan selama waktu tertentu untuk mengendapkan zat-zat yang tidak diperlukan tetapi tidak ikut terlarut dalam cairan penyari.



‌Perkolasi

‌Penyarian dengan metode perkolasi merupakan penyarian dengan cara mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu bejana silinder, yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari ini akan melarutkan zat aktif sel-sel yang dilaluinya hingga mencapai keadaan jenuh.

‌Cari ini lebih baik dibanding dengan cara maserasi karena :
‌aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang terjadi dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah sehingga meningkatkan derajat perbedaan konsentrasi (mencegah terjadinya kejenuhan).
‌pengaliran meningkatkan difusi (dengan dialiri cairan penyari sehingga zat seperti terdorong untuk keluar dari sel).



‌Soxhletasi

‌Penyarian dengan alat Soxhlet atau dikenal dengan nama metode Soxhletasi adalah proses untuk menghasilkan ekstrak cair yang dilanjutkan dengan proses penguapan. Cairan penyari diisikan pada labu sedangkan serbuk simplisia diisikan pada tabung dari kertas saring atau tabung yang berlubang-lubang dari gelas, baja tahan karat atau bahan lain yang cocok.


Pemeriksaan Mutu Simplisia

Beberapa hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan pemeriksaan mutu simplisia adalah sebagai berikut:

a. Simplisia harus memenuhi persyaratan umum edisi terakhir dari buku-buku resmi yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI seperti Farmakope Indonesia, Ekstra Farmsakope Indonesia dan Materia Medika Indonesia. Jika tidak tercantum maka harus memenuhi persyaratan seperti yang disebut pada paparannya (monografinya).

b. Tersedia contoh sebagai simplisia pembanding yang setiap periode tertentu harus diperbaharui

c. Harus dilakukan pemeriksaan mutu fisis secara tepat yang meliputi:

1) Kurang kering atau mengandung air,

2) Termakan serangga atau hewan lain,

3) Ada-tidaknya pertumbuhan kapang, dan

4) Perubahan warna atau perubahan bau. (Gunawan, 2004: 9)

d. Dilakukan pemeriksaan lengkap yang terdiri atas:

1. Identifikasi meliputi pemeriksaan:

a. Organoleptik, yaitu pemeriksaan warna, bau dan rasa dari bahan simplisia. Dalam buku resmi dinyatakan pemerian yaitu memuat paparan mengenai bentuk dan rasa yang dimaksudka untuk dijadikan petunjuk mengenal simplisia nabati sebagai syarat baku.

Reaksi warna dilakukan terhadap hasil penyarian zat berkhasiat, terhadap hasil mikrosblimasi atau langsung terhadap irisan atau serbuk simplisia ( Depkes RI, 1979: xiii)

b. Mikroskopik, yaitu membuat uraian mikroskopik paparan mengenai bentuk ukuran, warna dan bidang patahan atau irisan.

c. Mikroskopoik yaitu membuat paparan anatomi penempang melintang simplisia fragmen pengenal serbuk simplisia.

d. Tetapan fisika, melipti pemeriksaan indeks bias, bobot jenis, titik lebur, rotasi optik, mikrosublimasi, dan rekristalisasi.

e. Kimiawai, meliputi reaksi warna, pengendapan, penggaraman, logam, dan kompleks.

f. Biologi, meliputi pemeriksaan mikrobiologi seperti penetapan angka kuman, pencemaran, dan percobaan terhadap hewan.

2. Analisis bahan meliputi penetapan jenis konstituen (Zat kandungan), kadar konstituen (Kadar abu, kadar sari, kadar air, kadar logam), dan standarisasi simplisia.

3. Kemurnian, meliputi kromatografi: kinerja tinggi, lapis tipis, kolom, kertas, dan gas untuk menentukan senyawa atau komponene kimia tunggal dalam simplisia hasil metabolit primer dan sekunder tanaman.

Contoh Nama Simplisia dan Kegunaannya

RHIZOMA ( Rimpang )
> Nama Resmi : BOESENBERGIAE RHIZOMA
Nama lain : temu kunci
Tanaman asal : Boesenbergia pandurata (Roxb.) Schlechter
Keluarga : Zingiberaceae
Zat berkhasiat : Minyak atsiri, damar dan pati
Kegunaan : Antidiare
Pemberian : Bau khas aromatik, rasa agak pahit dan menimbulkan rasa agak tebal
Bagian yang digunakan : Kepingan-kepingan akar tinggal
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Waktu panen : Dilakukan pada umur 1 tahun


RADIX ( Akar )
> Nama Resmi : ELEPHANTOPI RADIX
Nama lain : Akar tapak liman
Tanaman asal : Elephantopus scaber L.
Keluarga : Asteraceae
Zat berkhasiat : Glukosida flavonoid
Kegunaan : Anti demam
Pemerian : Bau lemah, tidak khas, rasa tawar
Bagian yang digunakan : Akar atau campuran akar, pangkal batang, dan batang dibawah tanah
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik



CORTEX ( Kulit Batang )
> Nama Resmi : ALYXIAE CORTEX
Nama lain : kulit pulasari
Tanaman asal : Alyxia reinwardtii Bl; juga disebut Alyxia stellata Roomset Schultz
Keluarga : Apocynaceae
Zat berkhasiat : Alkaloida, zat pahit, kumarin, penyamak, minyak atsiri, dan asam organik
Kegunaan : Bahan pewangi (campuran boleh), Karminativa, Antidemam
Pemerian : Bau dan rasa mirip kumarin, agak pahit
Bagian yang digunakan : Kulit batang dan kulit cabang.